Monday, November 20, 2017

Sekilas Review Film Anak

Seharian ini grup WA ibu-ibu di sekolah kk dan adek ramee banget ngebahas broadcast (BC) mengenai film anak yang salah satu tokohnya penyanyi favorit si kk, yang sekarang ini lagi tayang di bioskop Naura dan Genk Juara. Konon menurut BC film ini bertendensi melecehkan Islam dengan penjelesan macem-macem deh, bisa digoogling sih ini beritanya udah ada di salah satu portal berita terupdate. Sebenarnya setelah saya telusuri sumber BC ini berawal dari salah satu akun FB seorang Ibu, yang intinya mengajak untuk stop menonton film ini karena mendiskreditkan Islam.

Jujur aja saya agak kaget pas baca BC ini, karena wiken  minggu lalu saya udah nonton filmnya bareng anak-anak yang sama sekali ga kepikiran hal-hal seperti yang disebutkan di broadcast itu. Saya kok jadi agak aneh bacanya karena isi BC ini tendensius sekali, beberapa kalimatnya menyebut istilah "kecebong' yang tadinya saya ga ngeh maksudnya apa, terus belakangan baru paham artinya. Saya kok jadi sebel aja yaa sama orang-orang yang menelan mentah-mentah broadcast-broadcast ga jelas kayak gini, bahkan ada juga ibu-ibu yang nambahin komen  "iyaa, ga usah nonton lah". Kenapa sih tuh orang-orang ga pinter-pinter, kenapa ga memandang sesuatu dari perspektif lain, mbok nyaa nonton dulu baru kemudian bisa kasih review, lagipula yang namanya kita mereview sesuatu itu kan harus berimbang yang, kalo emang ada jeleknya yaa sampaikan, tapi kalo ada bagusnya yaa ga ada salahnya toh diapresiasi. Kalo emang ada rencana nonton yaa ada baiknya baca-baca beberapa review, tapi jangan asal komen kalo belom nonton.

Setelah saya telusuri si pemilik akun FB yang mem-broadcast ajakan untuk tidak menonton film anak ini, sepertinya dia memang antipati terhadap ras tertentu/tokoh tertentu. Hanya saja menurut saya kalo memang gak suka yaa kan ga harus mengajak orang untuk gak suka juga toh, yaa cukup sampaikan saja kenapa gak suka dan alasannya, tentunya juga harus berimbang, bukan cuma opini tanpa dasar argumentasi. Karena saya kepikiran bikin film ini susahnya setengah mati, melibatkan banyak orang, (mungkin) tujuannya baik dengan menghadirkan film untuk anak-anak Indonesia, dengan tampilan lagu dan tarian yang sesuai untuk anak-anak, tema filmnya secara umum juga oke yaitu untuk membangkitkan awareness anak-anak terhadap lingkungan, serta mengangkat tema sains juga. Kenapa sih ga bisa menghargai hasil karya orang lain yang kita sendiri juga belum tentu bisa hasilkan, kenapa harus dijelek-jelekkan gitu lohh.

Saya dan anak-anak sih cukup menikmati yaa film ini secara keseluruhan, sinematografinya lumayan bagus, lagu-lagu nya juga anak-anak suka, pesan moralnya juga lumayan dapet sihh. Intinya sesuatu itu akan maksimal hasilnya kalau dilakukan bersama-sama, dan kita (anak-anak) ga boleh egois dan harus saling bekerjasama. Hanya saja menurut saya yang agak rancu itu scene sm dialog si Pak Marsono, sebagai ranger yang ternyata merupakan otak pelaku penculikan satwa dilindungi, yang PDKT sama Bu Laras (Bu Guru Pembimbing dalam acara camp anak-anak tersebut). Menurut saya saya adegan tersebut cukup mengganggu dan harusnya ga perlu dan terlalu dibuat-buat, aneh aja jadinya. Terus juga yang agak ganggu itu si salah satu penculik satwa tersebut berdialog seperti orang Palembang, naahh jarang-jarang kan dialog ala orang palembang muncul di film, tapi kok sekalinya muncul jadi penjahat, kan kesannya jadi kayak orang Sumatera (Palembang) tuh penjahat, sebagai orang Palembang saya ga terima hahaha.

Nah untuk masalah mendiskriditkan Islam seperti yang dituduhkan oleh BC tersebut entah  kenapa kok saya ga merasa seperti itu yaa, sekalipun saya juga Muslim. Lhaa keluarga Naura itu juga kan pada dasarnya Muslim, saya yakin kok mereka juga ga bermaksud seperti yang dituduhkan itu. Kalo bicara hasil karya kan sebenarnya kita ga bisa compare satu sama lain, seperti orang-orang membandingkan film ini dengan film Petualangan Sherina jaman dulu. Yaa jelas ga bakal sama lah, kalo sama kan namanya jadi plagiat hehehe.

Mungkin tulisan ini lebih buat reminder ke diri saya sendiri, biasakan kroscek sebelum share segala info, biasakan memberi review dengan masukan yang berimbang, dan yang terpenting menurut saya, kita gak perlu ajak orang-orang untuk tidak menyukai sesuatu yang kita benci, cukup beri penjelasan biarkan orang-orang tersebut memutuskan sendiri apakah mereka akan turut membenci atau sebaliknya. Saya yakin kok kalo mereka cukup cerdas mereka pasti punya opini tersendiri *cmiiw

Monday, October 23, 2017

Dinara's First Assignments: Tugas Membuat Video Percobaan






Jadi, ceritanya kk Dinara minggu lalu dapet tugas dari Ibu Guru untuk membuat percobaan perubahan wujud benda, misal dari wujud cair ke padat, ataupun dari cair ke gas dan sebagainya. Dan percobaan tersebut harus di-video-kan dan dikirim via email Bu Guru di hari Sabtu dan Minggu. Nah tugas ini berhubungan dengan materi pelajarannya di kelas 3 semester 1 sekarang ini. Terus si kk bilang ga mau bikin percobaan yang sederhana aja kayak perubahan padat ke cair dan sebaliknya gitu, dia ternyata udah punya ide sendiri bikin eksperimen menyublim dan mengkristal, mungkin sebelumnya sudah sempat di-sounding sama Bu Guru untuk ekperimen ini, dan kebetulan semua peralatan yang diperlukan ada di rumah, dan untuk beberapa peralatan yang kurang ternyata sudah bisa dicarikan alternatifnya oleh Ayah hehehe.

Dengan dibantu Ayah dan adek Farabi akhirnya dibuatlah video percobaan tersebut. Setelah melalui beberapa kali proses rekam-ulang, dan editing oleh Ayah, dengan papan narasi yang dipegangin adek Farabi dibelakang layar, akhirnya tugas tersebut selesai di hari Sabtu sore dan langsung dikirim ke email Ibu Guru, karena hari Minggu Ayah harus berangkat dinas.

Ternyata kemarin Senin kk Dinara cerita, video tersebut ditonton bareng-bareng bersama teman sekelas. Dan temen-temen kk pada komentar, katanya video tersebut disuruh upload di Youtube hahaha. Ya ampuunn kids jaman now, bener-bener deh melek teknologi banget, peer nih buat orang tua untuk mendampingi anak-anak di zaman serba digital ini, supaya era digitalisasi ini membawa manfaat yang sebesar-besarnya, dan meminimalisir dampak negatifnya.

Tuesday, September 19, 2017

Review : Legok Kondang Lodge

We spent two days and one night getaway at Legok Kondang Glamping Ground or Legok Kondang Logde as the name of their website's address. Since we came in big family including my sister, brother in law and my niece/nephews so we booked Family Suite Tent which has picturesque balcony to see sunrise and it could accomodate for nineth of us (it's should be accomodate for eight persons). Actually spent weekday in there was my niece's idea, she asked her parents to came to Jakarta from Pangkal Pinang so that we can drove together to Ciwidey, i thought it was a great idea for having such an extraordinary stay other than at the hotel as usual. Stay overnight in the tent more like hotel facilities gave some unique experience. At the balcony we can get nice dinner which we can order from the hotel's restaurant despite the taste was so so. We ordered mie tek-tek, fried rice, nasi liwet, and other fried food for snacks. Quite atmosphere, cool weather, and away from hustle and bustle city life trully recharge our energy during vacations.

The facilities itself in the tent adequate our needs, such as lcd tv and a lot of tv channel choices, two bed king size and four single bed, daily water bottle, private balcony with wooden dining table set, bathroom equipped with refilled shampoo, bodywash, toothkit, and warm water.

To be honest, there's nothing special about the surroundings of the gamping ground itself, expect the the village atmosphere which located at the hills, and our tent has private balcony to see sunrise. Outside the tent they gave some facilities such as tea/coffe maker shared to other guests, there's also bonfire at the higher ground outside the tent at night, plus dining table openair. At first we got lost a bit since the glamping ground located upon a hill and far away from the main street. We could call for shuttle car, and got parked our car at the villager's house. At the tent i've found that there's only one trash bin in the tent which placed in the bathroom, the other trashbin placed outdoor area near the tent but looks so dirty. The water heater was less response and a bit hard to adjust. The variations of the breakfast menu was so so, nothing special. But they privide playground near the breakfast restaurant, and there was a sunflower garden.

This glamping ground was not bad at all, but we had higher expectation for the glamorous imagination, i thought that the management should provide more since the room rate was a bit expensive. There's nothing special about the scenery and surroundings except the chance to see sunrise from your bed, the breathe in natural air and got dinner with crickets musical from the ground.








Thursday, August 31, 2017

Celotehan Farabi

Kadang-kadang punya anak bujang semanis Farabi tuh bikin gemess dan jadi senyum-senyum sendiri kalo inget kelakuannya. Kayak tadi malem tiba-tiba dia nyamperin dan langsung meluk sambil bilang "Bundaa, Abi seneng banget dehh hari ini, soalnya tadi udah digorengin pempek sama Bunda terus juga diajak belajar nulis sama baca supaya Abi pinter".

So sweet banget kan, dia tiba-tiba bilang gitu. Ehhh tapi kalo dia lagi sebel juga dia ngomong sih, "Abi tak senang hati hari ini soalnya Bunda Gak kasih nonton Morphle di Youtube!!!".... hahaha.

Wednesday, August 9, 2017

Pahawang Island Trip: Scenic view along the way

Last week trip to Pahawang Islands, Pesawaran, Lampung with my officemates was unexpected trip. We used to go to Mutun Beach or got across to Tangkil Beach which located at Lampung Bay, it just about 25 kilometres away from Bandar Lampung City. We've got to take some trip after the meeting with the consultants and representative from head office done the night before, so we have free one day before get back to Jakarta, but unfortunately our boss can't joined because he had to got back to Jakarta in the next morning.

To be honest i have a little bit of pesimistic feeling about Lampung's Tourims, even though there's a lot of picturesque beaches, beautiful waterfall, and magnificent mountains, but it wasn't maintaned well yet. Almost all the tourist attractions in Lampung managed by some groups community or by private bussiness, but it seems not totally developed yet, there's so many garbage at the beach, some facilities doesn't support tourists needs such as toilets, rooms rinse, or adequate restaurants. But however Bandar Lampung and surroundings still my favourites destination since i was stay there for about seven years.

Back to the trip to Pahawang Island, we catched the beach at 10.00 am, when we met the shipowner whose ship lean back at The Mutun Beach, we ask to get across to Tangkil Island which loacted near the beach and charged 20.000 IDR /person/roundtrip, quite cheap i thought. And then they offered to cross over to Pahawang Island which need about one hour during sailing. It cost 800.000 IDR/boat which accomodate until 12 persons, and they will bring us back to Mutun Beach at noon since our flight to Jakarta at 6.00 pm and it needs more than one and half hour trip to the airport. The local guuides also offered for rent snorkeling accessories 50.000 IDR/person.

Pahawang Island was totally awesome, we were treated with beautiful scenery along the trip, blue sky, turquoise sea, white sands, and of course the smells of sea that i like the most. For sure trip to the beaches never dissapoints me at all, this Pahawang Island trip one of them.

Our first expectations trip to Pahawang Islands from Mutun Beach was about one hour just like what the local guide said, but it took almost two hours in reality, by using twin-engine boat. Since it was far away to get back to Mutun Beach at noon, so i decided to got back from Pahawang Islands to Ketapang Harbour which is located closer than Mutun Beach, it was only took one hour. The car that we rent before, i asked to pick us up at Ketapang Beach to get back to the airport, notes that it was charged 350.000 IDR for car rent exclude fuels and tips.

Here are some pictures from our Pahawang Trip, enjoy.................xoxo.

Won't get back from here :D

Picturesque scenery

Mandatory photos

Ready to flag off....yeaayy


Beaches at Pahawang Besar Island

Welcome to Pahawang Besar Island



Snorkeling point

Back to Ketapang Harbour



Sunday, August 6, 2017

Dinara's 8th Birthday (lateposting)

Happy 8th Birthday kk Dinara.... xoxo
It's Dinara's 8th birthday, alhamdulillaah.........semoga sehat-sehat terus, banyak berkah, tambah sholehah, tambah pinter, banyak-banyak membawa manfaat dan kebahagiaan untukmu dan untuk orang-orang disekelilingmu yaa nak..........xoxo

Farabi's 5th Birthday


2 Agustus 2017

Alhamdulillah hari ini Farabi udah sah bukan balita lagi, udah 5 tahun sekarang :*
Sejak dua bulan terakhir Bunda dan Ayah kepikiran pengen ngerayain ultah Abby di sekolah bareng temen-temennya karena waktu TK A dulu blm sempet dirayain. Nah disamping itu juga karena kaka Dinara yang semangat banget pengen adeknya ultah dirayain supaya dapet banyak kado kayak dulu waktu dia ultah ke-5. 

Beberapa persiapan udah kami rancang jauh-jauh hari seperti tema, goodie bag, undangan, kue, souvenir dll. Yang mana semuanya baru sempet dieksekusi di saat-saat terakhir hahaha. Malah ada beberapa item yang harusnya disiapkan sebelumnya malah ga sempet dibikin seperti thank you card, backdrop dan topi ultah. Sebenarnya sih agak gemes juga sama diri sendiri karena sebelumnya ga kepikiran buat order tapi yasudahlah mau gimana lagi. 

Alhamdulillah semua lumayan lancar walaupun pada hari yang sama ternyata temen-temen Abby di dua kelas paralel yang lain juga ada yang berulang tahun, jadi guru-guru saling berkoordinasi untuk setting waktunya karena Abby juga mengundang beberapa temen-temnnya di kelas lain yang dulu waktu TK A sempet sekelas.

Dengan dipandu Bu Guru Nining dan Bu Mel acara yang sederhana namun seru bikin anak-anak sumringah. Apalagi Bu Nining pandai melakukan beberapa trik sulap yang bikin anak-anak ketagihan. Terimakasih yaa Bu Guru.

Berikut ini catatan printilan ultah ke-5 Farabi dengan tema yang akhirnya dipilih "Captain America".

Undangan:
Kue ultah:
Souvenir:
Goodie bag:
Snacks:
Makanan:
Decor:



My Birthday Boy







The goodies


Mug souvenir





Kue ultah dengan Tema Captain America







Monday, July 31, 2017

Finally The Day Has Come

Postingan yang sudah tertunda sekian lama. Akhirnya berakhir sudah segala kegalauan tesis :D Dua minggu yang lalu telah dilaksanakan wisuda master yang "tertunda" beberapa bulan, alhamdulillaah akhirnya luluuss.

Berasa mimpi yang benar-benar jadi kenyataan, setelah melalui drama tesis yang tak kunjung usai. Segala perjuangan begadang, bolak balik Jakarta-Bandung pp yang tak terhitung berapa banyak waktu yang dihabiskan disepanjang jalan yang penuh kemacetan yang menguras emosi hahaha. Terimakasih ya Allah, terimakasih the best hubby of the universe, dan tentunya anak-anak luar biasa kesayangan Bunda, terimakasih juga Nyai dan Mbah Uti untuk doa-doa tiada henti.

with my loyal supporter :D

July's 2017 graduation squad

Bujang ganteng kesayangan

Thursday, July 13, 2017

resep candypop dinara

resep candypop dinara


bahan dasar

bolu vanilla 300gr
sirup vanilla 50 ml
bahan frosting
blue band cake and cookie 100gr
gula halus 200 gr

bahan decoretion

cokelat putih batangan

berbagai pewarna khusus coklat

gula trimis

RAINBOW SPRINKLES

langkah penyajian
hancurkan 


* postingan yg  belom selesai oleh Dinara


Saturday, April 1, 2017

My handsome lil' fireman

Jadi ceritanya hari Kamis yang lalu di kelasnya Farabi ada sesi foto angkatan (*jiaahh anak TK A ajah pake foto angkatan segalak yakk) berhubung udah mau selesai tahun ajaran, eh sebenarnya sih masih beberapa bulan lagi yaa tapi karena bulan depan kan udah masuk bulan puasa nah biasanya di sekolah tuh ada kegiatan amaliyah Ramadhan jadi mungkin kegiatan lain pengennya dislesein sebelum bulan puasa. 

Nahh kebetulan kelasnya Farabi kebagian tema "profesi" untuk dresscode fotonya, pas banget deh karena belakangan ini tuh anak lagi ribut terus pengen jadi fireman, kebetulan juga udah punya segala peralatan dan topi fireman, tinggal Ayah order bajunya aja deh.

Lucunya anak-anak tuh yaa, kadang gemes kadang jadi geli sendiri. Seperti kemarin pagi wkt Farabi cerita kalo dia suka main playdoh sama Bunda mau bikin masakan/makanan dari playdoh. Terus kk Dinara bilang " Dek, kalo suka main masak-masak harusnya adek tuh jadi koki bukan jadi fireman". Nahh dibilangin gitu sama kakaknya si adek langsung nangis gak karuan, "Kan Abi maunya jadi fireman, kenapa kk bilang Abi harus jadi koki" *sambil nangis sesenggukan* (-___-)!



Pose dulu sebelum berangkat ke sekolah

Sunday, March 19, 2017

Our Fave Spot at Lampung : Grand Elty Krakatoa Resort's Beach

Grand Elty Krakatoa Resort has become one of out fave spot to spent while travelling in Lampung, located between Bakauheni Port and Bandar Lampung City, it can access reachable for about 4 km from Trans Sumatera Highway. It's detail location at Trans Sumatera Highway KM 45 Merak Belantung, Kalianda South Lampung District. The resort has calm beachy, white sand, exotic scenery with Mount Rajabasa as background, and many water sport activity such as canoe, banana boat, snorkeling, or just havin relax at the beach's cafe. Actually it's located quite away from the capital city of Bandar Lampung, it's about 1 hour drive from the city. 

To be honest we didn't stay at the resort yet, since review from the travellers we read form Tripadvisor not so good. So we choose to stay at the capital city Bandar Lampung, for more reasons that we could explore the culinary better than stay at the resort. Last week is our fourth visit here, we came here before lunch time about 11 am and brought some meals for lunch, then we spent the day until 8 pm before went back to Jakarta. Ticket price for one day entering the resort's beach if we didn't stay at the resort for adults and children more than 5 yo was 50K IDR, but the 20K IDR used as a voucher for any F&B at the resort's bar and restaurant, well I said it's worth for value. For the first time we rent the canoe here, the price was 20K IDR for 30 minutes, kiddos was very excited and they're also enjoying swimming at the other side of the beach which was more calm than other side of the beach that more close to the Mount Rajabasa in the background. Actually the beach quite flat that kids can swimming safely. We love to had some activity here because it's not too crowded, the beach clean enough, and the resort offers some beach activities. 

Fortunately our visit last week, the moon shine beautifully, we spent the night at the Rodeoz Beach Cafe enjoying a cup of hot chocolate, coffe and french fries, for those we just spent about 25K IDR plus 2 voucher each value 20K IDR from the entry tickets, it was very nice experience. Well we'll back here for our next visit to Lampung for sure, we love this place and would recommend our relatives and friends to come here (but not to stay since we had no experience yet).


My fave picturesque spot

Her first time canoeing experience

Happy mommy, happy kids :D

The moon shine beautifully as our family pic background

It's hard enough to get just both of us picture 







Friday, March 10, 2017

Late Archieves : Farabi at School

His very first day at school 

Masih happy awalnya, sebelum nangis bombay setelah ditinggal Bunda

Sudah mulai menikmati masa-masa menjadi anak kelas TK A

Acara Puncak Tema di sekolah untuk pengenalan budaya daerah

Throwback Memories : Bandar Lampung City

Thanks to hubby for bringing us back to Bandar Lampung City through his bussiness trip this weekend. Sebenarnya sih yang paling happy tentunya Bunda, yang berasa kurang piknik selama beberapa bulan terakhir. Sejak pindah rumah akhir tahun lalu kami nyaris tidak pernah bepergian jauh, karena menikmati banget stay di rumah tiap weekend. Tapi kok lama-lama rasanya kangen travelling, kangen aroma laut. Kalo anak-anak sih kayaknya mah gak ada pikiran yaa mereka happy terus mau dimana aja kapan aja.

Nah, kebetulan si Ayah kasih kabar kalo dia berencana dinas ke Bandar Lampung minggu ini, waah kebetulan nih bisa dong ini anak istrinya diangkut sekalian hahahha. Untungnya kebijakan di kantor memungkinkan untuk bepergian dengan membawa kendaraan, jadi kan lumayan banget tuh iritnya secara yang ditanggung kantor kan hanya akomodasi Ayah doang. Fix hari Kamis Jumat Bunda minta ijin ke gurunya anak-anak, walaupun sebenarnya hari Kamis kakak Dinara masih ada 1 mata pelajaran UTS tapi gurunya bilang gapapa masih bisa ikut UTS susulan, wahh oke banget dehh langsung cuzz packing, hari Rabu malam kami berangkat naik mobil jalan jam 22.00 dari daerah Bintaro, nyampe Bandar Lampung 03.15 dini hari.

Sempet muter-muter keliling kota, kok kayaknya perubahan kota ini ga terlalu signifikan yaa sejak pertama kali kami sempat tinggal di kota ini nyaris 15 tahun yang lalu. Beberapa ruas jalan, lebarnya masih sama, kondisi ruko-ruko pun ga banyak berubah, hanya bertambah 1 buah mall besar, namun terdapat pertumbuhan hotel yang cukup dominan dibeberapa ruas jalan utama. Menurut salah satu artikel yang dimuat di majalah Pesona Lampung edisi Oktober 2016, Bandar Lampung ini merupakan kota terbesar dan terpadat ketiga di Sumatera setelah Medan dan Palembang, dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa, jadi kan seharusnya kota ini sudah masuk kategori kota metro, namun yang kami cermati kenapa sistem transportasi masih kurang memadai yaa? Kami pikir tadinya transportasi online sudah masuk kesini, karena biar bagaimanapun model transportasi seperti itu kan membantu banget kita sebagai konsumen, karena memudahkan mobilisasi juga biaya yang sangat terjangkau. Nah ternyata tansportasi online sama sekali belum ada, bahkan penyedia taksi macam Blue Bird pun belum ada di Bandar Lampung, yang ada palingan hanya taksi lokal yang Wak Ujuk (kakak Bunda) bilang rata-rata tanpa argo resmi, dan perjalanan dipatok harga borongan untuk sekali perjalanan. Yaa kalo angkot sih banyak, cuma kan kan kalo kemana-mana naek angkot juga kurang efektif, selain karena memakan waktu juga aksesililitas kurang memadai untuk menjangkau tempat-tempat tujuan (utamanya tempat wisata).

Jujur sebenarnya Bandar Lampung ini topografinya asik banget, mulai dari dataran pantai yang indah,  kawasan perbukitan hingga pegunungan. Highlightnya tentu saja Teluk Lampung yang indah dengan lautnya yang tenang. Gak berlebihan kalo Bunda bilang kalo kota ini salah satu favorit kami, apalagi bagi pecinta pantai macam Bunda. Tapi sayangnya trip kali ini kami ga bisa eksplor banyak lokasi wisata karena yaa namanya juga nebeng yang lagi kerja jadi harus ngikuti jadwal meetingnya si Ayah. Makanya begitu browsing hotel di Online Travel Agent (OTA), kami kami cari hotel dengan fasilitas kolam renang, yaa paling tidak kan kalo kami gak sempet jalan-jalan, anak-anak jadi gak bosen di kamar hotel aja. Nah pilihan hotel kami kali ini jatuh pada Whiz Prime hotel, selain karena lokasinya di pusat kota, hotel ini punya kolam renang indoor, yang walaupun kolam untuk anaknya hanya berupa kolam renang anak model karet yang ditiup gitu, yaah lumayanlah bikin anak-anak hepi. Kamar hotelnya juga menyenangkan walaupun gak terlalu luas tapi cukup nyaman untuk sekeluarga. Terus asiknya menginap disini, mereka punya restoran yang dipake untuk sarapan di top floor hotel dengan pemandangan Teluk Lampung serta dikelilingi perbukitan hijau. Gak kalah jauh dengan Novotel Lampung jadinya.

Fokus perjalanan kami kali ini seputar kuliner, kangen banget deh sama makanan yang sering kami makan dulu sewaktu masih kuliah di Bandar Lampung. Aneka pempek, model, tekwan, martabak, tentu masuk dalam bucket list Bunda sejak sebelum berangkat, selain tentu saja Bakso Sony, nasi padang Begadang, pecel lele Bu Gendut, Mie Khodon Teluk, Mie Ayam Lampung, mungkin hanya sebagian saja dari daftar favorit kami yang Alhamdulillah kesampean selain oleh-oleh pie pisang Yussy Akmal *elus elus perut kekeyangan*.

Anyway,, thanks yaa hubby untuk piknik singkatnya lumayanlah menyelamatkan Bunda dari bahaya kurang  piknik.... hahahah.

Mountains view of B. Lampung city in the morning

Ocean view of B. Lampung city in the morning

Wednesday, March 1, 2017

Kelakuan Farabi

Beberapa hari yang lalu ada cerita lucu tentang kelakuan duo Dinara Farabi. Jadi ceritanya selepas maghrib, mereka main di kamar berdua sambil tutup pintu kamar. Si adek bolak balik nanyain sisir dan karet rambut ke Bunda. Ternyata dia disuruh kakak main salon-salonan, yaa si adek kan tipe anaknya penurut jd mau-mau aja tuh diajak main sama kakak. Terus kan Farabi nanyain lagi " Bun, mana sih botol yang gambar bayi-bayi itu loh", karena ditanyain pas sambil masak Bunda ga ngeh maksudnya apa, oohh ternyata dia nanyain hair lotion Zwitsal. Mungkin karena nyari-nyari ga nemu, dia inget ada botol yang sama di kamar mandi. Diambillah botol shampoo yang dikira botol hair lotion.....hahahha. Terus kan Farabi langsung masuk kamar tuh balik main sama kakak. Ga berapa lama kakak Dinara ngomong sambil setengah teriak " Adeekk, ini kan shampoo bukan hair lotion lohh", pas Bunda liat begitu mereka keluar kamar di rambut Dinara dan Farabi penuh busa, padahal mereka berdua udah pada mandi keramas sejak sore, hadeuhhh......

Terpaksa deh tuh anak berdua disuruh mandi keramas lagi malam-malam (-___-)'

Sunday, February 5, 2017

Pempek Adaan Ala-ala


Setelah bertahun-tahun tinggal di Jakarta akhirnya kesampean juga bikin pempek sendiri, sebenernya sih pas pulang ke Palembang juga sering bikin walaupun dengan supervisi Nyai ataupun Wak Ibu. Nah kali ini beneran deh bikin sendiri ngandelin resep googling cookpad Nova Rilandari (ehh Nova ini temen sekelas waktu SMU yang ternyata jago banget cooking and baking, thank you resepnya yaah Nov).

Jadi ceritanya hari Sabtu kemarin setelah anter kk les matematika, si suami ngotot mau nganterin ke Pasmod Bintaro sektor 7, padahal tadinya saya cuma kepengen belanja di tukang sayur kompleks ajah karena malesnya ke Pasmod pas wiken tuh susaahh dapet parkir. Ehh pas muter-muter liat ada yang jual ikan tenggiri giling, dan ternyata ada ikan gabus juga. Pas nanya harganya sekilo ikan gabus hanya Rp 60.000,- (ikan tenggiri sekilo Rp 75.000,-) yaah walaupun setelah difillet dan digiling sih beratnya hanya sekitar 700 gram, beda kayak di Palembang yang menghitung berat ikan setelah digiling. Hari itu juga kalap belanja deh, beli segala ikan kuwe (rencananya mau dibakar kecap), cumi-cumi (akhirnya dimasak saos tiram), dan iga sapi (tentunya dibikin sop iga), dan segala sayur mayur. Ehh beneran lohh ke Pasmod ini racun banget belanjanya, karena selain tempatnya bersih dan teratur, display juga menarik dan produknya seger-seger yang tadinya ga pengen belanja ehh malah belanja ini itu duuhh!

Nyampe rumah setelah beberes belanjaan, langsung googling resep pempek adaan karena pengennya langsung bisa dimakan males bikin lenjeran karena harus direbus dulu. Nah untuk resep, saya hanya pake setengah bagian ikan giling yang tadi dibeli karena baru percobaan, sisanya masuk freezer dulu. Duhh malunyaa orang Palembang kok baru perdana bikin pempek sendiri hahaha, selama ini sering beli di Restoran Sari Sanjaya Bintaro karena pempeknya emang mantab banget (terutama pempek kulitnya), tapi dua minggu yang lalu makan disana kok berasa harganya makin mahal yaa bisa tekor deh secara saya sering sakau pempek hehehe.

Original Recipe by Nova Rilandari (Dapur Bunda)

Dimasak ulang dengan modifikasi saya.

Bahan-bahan :

350 gr ikan gabus digiling
200 gr tepung tapioka
60 ml santan + 200 ml air dingin
1 btr telur ayam
5 siung bawang merah iris halus
1 sdm garam halus
1 sdt merica

Cara membuat :

- Campur ikan giling, santan, air dingin dengan menggunakan tangan hingga merata.
- Tambahkan garam, merica, telur, bawang merah iris.
- Masukkan tepung tapioka sedikit demi sedikit hingga adonan dapat dibentuk bulatan  
  (saya menggunakan dua buah sendok untuk membentuk).
- Kemudian goreng ke dalam minyak panas hingga kuning kecoklatan, lalu angkat dan tiriskan.
- Hidangkan hangat dengan cocolan cuko.

** Untuk membuat cuko, pertama didihkan air bersama gula merah yang disisir halus, kemudian haluskan cabai rawit dan bawang putih. Masukkan bumbu halus ke dalam air rebusan gula merah, tambahkan asam jawa, dan garam halus. Saya membuat cuko tanpa takaran hanya kira-kira saja, karena sudah sering bikin hehehe.

** Oh iyaa untuk pempek seperti yang ada di foto di bawah ini, walapun bentuknya agak kurang menarik tapi ternyata rasa dan teksturnya oke banget lohh, suami pun bilang enaaakkk, hanya kk Dinara aja yang comment "Bun, kok pempeknya jadi kayak cireng sih?" (-__-)



Tuesday, January 31, 2017

Missing my ordinary life


1 Februari 2017.

Sulit rasanya menginjakkan kaki ke tempat ini tanpa meneteskan air mata. Kepengen curhat tapi gak mau mengeluh ternyata susah. Ya Masjid Salman telah menjadi tempat saya mengadu kepadaNya selama beberapa bulan terakhir ini ketika datang ke kampus. Bagi mahasiswa Program Magister yang sudah extend waktu seperti saya, kampus tak lagi punya magnet yang kuat. Yahh gimana enggak, temen-temen sekelas juga udah pada jarang ke kampus, kalaupun ada sudah gak sama lagi tujuannya jadi agak susah janjian bareng. Belum lagi beberapa teman bahkan sudah lulus kuliah, bikin baper meningkat luar biasa.

Entahlah apa mungkin hanya saya, atau banyak mahasiswa tingkat akhir lainnya bernasib sama seperti saya. Kehilangan kepercayaan diri, terlalu banyak distraksi aktivitas rumah tangga, kepengen segera kembali ke kantor, tapi masalah utamanya gak tau mesti gimana menyelesaikan kewajiban tesis, bahkan setelah Seminar 1 pun masih bingung ini tesis akan dibawa kemana. Mungkin saya terlalu bodoh, mungkin juga gelar Master ini sama sekali belum pantas untuk saya. Yang jelas dua dari empat orang temen yang lulus sekarang juga seorang ibu rumah tangga. Mereka sungguh perempuan-perempuan tangguh!!

Tapi beneran deh, tesis ini sungguh bisa bikin emosi acak-acakan naik turun gak jelas. Minggu lalu rasanya udah mulai semangat lagi ke lapangan ambil data, ehh minggu ini semangat kacau lagi waktu dikasih tau temen kalo metode ambil sampel ke lapangan kemarin ternyata salah, ditambah masih nyesek body samping mobil keriting kena pager rumah mertua hingga 3 panel huhuhu. Gak kurang yang bikin mood minggu ini tambah kacau, my besties akhirnya udah dapet SK pindah tugas, yang artinya saat saya balik ke kantor lagi entar skuad lama udah bener-bener bubar. Ditambah mantan boss telepon kasih kabar kalo dia bulan depan wisuda, padahal kami mulai kuliah bareng walaupun beda kampus. *aaarrgghhhh

Saya tampaknya hampir sampai pada tahap males ketemu siapa-siapa karena males ditanyain kapan lulus, males juga ketemu teman-teman kampus yang udah pada lulus karena baperan, padahal kangen banget pengen ngobrol. Ahh memang kuliah paska sarjana ini waktunya begitu singkat, gak ada lagi haha hihi bubaran kelas, gak ada lagi nongkrong makan siang bareng, gak ada lagi indah-indahnya menjadi mahasiswa. Rasanya yang saya inginkan saat ini hanya kembali ke kantor, I really really miss my ordinary life. Entah seberapa pun menyebalkannya suasana kantor tapi hanya disana saya merasa menjadi diri sendiri. Bisa setiap hari kembali ke rumah ketemu anak-anak.

Tak pernah terbayangkan menjadi mahasiswa akan terbebani seperti ini, disaat tunjangan beasiswa sudah tidak ada, namun keperluan penelitian makin membengkak. Mungkin inilah balasan setimpal untuk saya yang sering menyepelekan banyak hal, terlalu menganggap remeh hal/orang lain padahal sebenarnya saya pun belum tentu mampu seperti mereka. Saya memang si Capricorn yang gak punya mental baja, terlalu gampang menyalahkan banyak hal lain atas kegagalan diri sendiri.

Entahlah. Saya mungkin tak cukup pintar, tapi saya hanya ingin bangkit! Ya Allah mohon berikanlah segala kemudahan agar segala kewajiban-kewajiban ini dapat diselesaikan, amiinnn.


Just My Random Thoughts

Lagi on going drakor marathon series Hi Bye, Mama! Kok nonton tiap episodenya selalu mewek yaa, sedihnya tuh kok kayak beda aja gitu tau-tau...