Sebagaimana rutinitas selama empat tahun terakhir ini, kami memanfaatkan momen libur lebaran untuk road-trip ke Bali. Sejak Nyai-Yai berpulang beberapa tahun yang lalu, rasanya agak sedikit hampa kalau mau pulang ke kampung halaman di Palembang tanpa menemui mereka berdua, lagipula kalaupun berencana pulkam mungkin juga ga perlu selama itu, dua atau tiga hari saja cukup. Nah berhubung libur lebaran kali ini durasinya cukup panjang rasanya kok sayang aja gitu kalau ga dimanfaatin buat libur berpergian yang jauh (tapi tetap irit), nah gimana caranya deh tuh ahahaha.
Lalu, berhubung per tahun ini kami udah ganti ke mobil listrik, sekalian Ayah mau coba nge-roadtrip pakai mobil listrik Bintaro-Bali seperti apa, terutama keandalan fasilitas charging serta cost dan waktu charge-nya selama perjalanan supaya ada lesson learn. Dan ternyata oke banget iritnya, dan waktu ngechargenya juga ga terlalu lama ga nyampe 1 jam, dan sebaran lokasi fast charging juga cukup banyak, hanya saja yang bikin jadi ga irit tuh jajannya hehe.
Jadi kami putuskan tahun ini liburan ke Bali lagi, tapii kali ini Bali trip paling santai, karena sengaja ga bikin itinerary ke sana sini, lebih fokus ke lokasi tujuan menginap aja yaitu di Sanur, Nusa Dua, dan Ubud. Ketiganya merupanya favorit kami sepanjang waktu. Untungnya periode libur lebaran kali ini cukup panjang, jadi walaupun roadtrip rasanya kami tidak terlalu tergesa-gesa walaupun potensi macet karena mudik pasti cukup tinggi. Namun yang bikin deg-degan karena Hari Raya Idul Fitri berdekatan dengan Hari Raya Nyepi, dimana semua akses ke Bali akan ditutup pada Hari Raya Nyepi tersebut, nah ini nih yang bikin was-was, target kami sebelum Pelabuhan Ketapang ditutup kami harus sudah bisa nyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk. Alhamdulillah walau dengan sedikit drama izin cuti di kantor akhirnya kami selamat mendarat di Pulau Bali di siang hari, dimana sore harinya pelabuhan sudah ditutup. Eh tapi cobaan belum berhenti di situ, karena di sepanjang jalan, kami terhambat dengan pertunjukan ogoh-ogoh yang ada di hampir di tiap banjar di sepanjang jalan yang kami lewati (rute Gilimanuk-Sanur via Jembrana). Jadilah kami baru berhasil tiba di Sanur lewat dini hari, padahal udah landing di Gilimanuk dari jam 1 siang. Tapi gapapa juga sih karena sebetulnya juga kami emang pengen cari pengalaman liburan Nyepi di Bali seperti apa, seru juga liat pawai ogoh-ogoh aneka rupa, walaupun adek Thiago suka ketakutan liat bentuk ogoh-ogoh yang emang agak serem.
Liburan ke Bali paling chill ya baru kali ini, karena aktivitas utama kami ya leyeh-leyeh di pantai, berenang, main nintendo switch di kamar, tiduran, makan, and repeat. Sengaja ga arrange itinerary yang berat-berat, selain hanya hiking di Campuhan Ridge Walk di Ubud, tujuan utamanya ini sih sebenernya karena Bunda mau bikin foto now and then waktu kk Dinara dan Farabi pernah hiking di lokasi yang sama tahun 2016. Alhamdulillah akhirnya tahun ini kesampaian setelah tiap tahun ke Bali ga pernah kejadian mengulang hiking Campuhan Ridge Walk.
 |
Now and Then Dinara dan Farabi 2016-2025
|
 |
Campuhan Ridge Walk |
 |
Hamparan Sawah near Villa Kayangan Ubud |
 |
Warung Purnama Pantai Kelan Resto Seafood Terfavorit |
.jpeg) |
Sunset at Nusa Dua |
Secara keseluruhan pilihan menginap kami di Bali kali ini oke banget selain di Ubud yang sempet bikin perkara dengan pihak manajemen di awal check in, selama di Bali kami menginap di : Artotel Sanur, Merusaka Nusa Dua, dan Villa Kayangan Ubud. Secara lokasi semua cukup memuaskan, hanya kebijakan manajemen Villa Kayangan Ubud yang agak bikin emosi tapi ya sudahlah karena lokasinya cukup menyenangkan masih bisa dimaafkan. Intinya Ayah, Bunda, dan anak-anak semua hepi liburan kali ini. Thank you Ayah :*
Oh iya seperti biasa beberapa tahun terakhir ini kami selalu menyempatkan bikin sesi foto dengan fotografer sewaktu liburan di Bali kali ini pun kami menyempatkan untuk mengabadikan momen tersebut.
.jpeg) |
Selamat Hari raya Idul Fitri 1446 H from Satrio's Family |
 |
Setelah sholat Idul Fitri at Masjid Al Ihsan Sanur |