Thanks to hubby for bringing us back to Bandar Lampung City through his bussiness trip this weekend. Sebenarnya sih yang paling happy tentunya Bunda, yang berasa kurang piknik selama beberapa bulan terakhir. Sejak pindah rumah akhir tahun lalu kami nyaris tidak pernah bepergian jauh, karena menikmati banget stay di rumah tiap weekend. Tapi kok lama-lama rasanya kangen travelling, kangen aroma laut. Kalo anak-anak sih kayaknya mah gak ada pikiran yaa mereka happy terus mau dimana aja kapan aja.
Nah, kebetulan si Ayah kasih kabar kalo dia berencana dinas ke Bandar Lampung minggu ini, waah kebetulan nih bisa dong ini anak istrinya diangkut sekalian hahahha. Untungnya kebijakan di kantor memungkinkan untuk bepergian dengan membawa kendaraan, jadi kan lumayan banget tuh iritnya secara yang ditanggung kantor kan hanya akomodasi Ayah doang. Fix hari Kamis Jumat Bunda minta ijin ke gurunya anak-anak, walaupun sebenarnya hari Kamis kakak Dinara masih ada 1 mata pelajaran UTS tapi gurunya bilang gapapa masih bisa ikut UTS susulan, wahh oke banget dehh langsung cuzz packing, hari Rabu malam kami berangkat naik mobil jalan jam 22.00 dari daerah Bintaro, nyampe Bandar Lampung 03.15 dini hari.
Sempet muter-muter keliling kota, kok kayaknya perubahan kota ini ga terlalu signifikan yaa sejak pertama kali kami sempat tinggal di kota ini nyaris 15 tahun yang lalu. Beberapa ruas jalan, lebarnya masih sama, kondisi ruko-ruko pun ga banyak berubah, hanya bertambah 1 buah mall besar, namun terdapat pertumbuhan hotel yang cukup dominan dibeberapa ruas jalan utama. Menurut salah satu artikel yang dimuat di majalah Pesona Lampung edisi Oktober 2016, Bandar Lampung ini merupakan kota terbesar dan terpadat ketiga di Sumatera setelah Medan dan Palembang, dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa, jadi kan seharusnya kota ini sudah masuk kategori kota metro, namun yang kami cermati kenapa sistem transportasi masih kurang memadai yaa? Kami pikir tadinya transportasi online sudah masuk kesini, karena biar bagaimanapun model transportasi seperti itu kan membantu banget kita sebagai konsumen, karena memudahkan mobilisasi juga biaya yang sangat terjangkau. Nah ternyata tansportasi online sama sekali belum ada, bahkan penyedia taksi macam Blue Bird pun belum ada di Bandar Lampung, yang ada palingan hanya taksi lokal yang Wak Ujuk (kakak Bunda) bilang rata-rata tanpa argo resmi, dan perjalanan dipatok harga borongan untuk sekali perjalanan. Yaa kalo angkot sih banyak, cuma kan kan kalo kemana-mana naek angkot juga kurang efektif, selain karena memakan waktu juga aksesililitas kurang memadai untuk menjangkau tempat-tempat tujuan (utamanya tempat wisata).
Jujur sebenarnya Bandar Lampung ini topografinya asik banget, mulai dari dataran pantai yang indah, kawasan perbukitan hingga pegunungan. Highlightnya tentu saja Teluk Lampung yang indah dengan lautnya yang tenang. Gak berlebihan kalo Bunda bilang kalo kota ini salah satu favorit kami, apalagi bagi pecinta pantai macam Bunda. Tapi sayangnya trip kali ini kami ga bisa eksplor banyak lokasi wisata karena yaa namanya juga nebeng yang lagi kerja jadi harus ngikuti jadwal meetingnya si Ayah. Makanya begitu browsing hotel di Online Travel Agent (OTA), kami kami cari hotel dengan fasilitas kolam renang, yaa paling tidak kan kalo kami gak sempet jalan-jalan, anak-anak jadi gak bosen di kamar hotel aja. Nah pilihan hotel kami kali ini jatuh pada Whiz Prime hotel, selain karena lokasinya di pusat kota, hotel ini punya kolam renang indoor, yang walaupun kolam untuk anaknya hanya berupa kolam renang anak model karet yang ditiup gitu, yaah lumayanlah bikin anak-anak hepi. Kamar hotelnya juga menyenangkan walaupun gak terlalu luas tapi cukup nyaman untuk sekeluarga. Terus asiknya menginap disini, mereka punya restoran yang dipake untuk sarapan di top floor hotel dengan pemandangan Teluk Lampung serta dikelilingi perbukitan hijau. Gak kalah jauh dengan Novotel Lampung jadinya.
Fokus perjalanan kami kali ini seputar kuliner, kangen banget deh sama makanan yang sering kami makan dulu sewaktu masih kuliah di Bandar Lampung. Aneka pempek, model, tekwan, martabak, tentu masuk dalam bucket list Bunda sejak sebelum berangkat, selain tentu saja Bakso Sony, nasi padang Begadang, pecel lele Bu Gendut, Mie Khodon Teluk, Mie Ayam Lampung, mungkin hanya sebagian saja dari daftar favorit kami yang Alhamdulillah kesampean selain oleh-oleh pie pisang Yussy Akmal *elus elus perut kekeyangan*.
Anyway,, thanks yaa hubby untuk piknik singkatnya lumayanlah menyelamatkan Bunda dari bahaya kurang piknik.... hahahah.
|
Mountains view of B. Lampung city in the morning |
|
Ocean view of B. Lampung city in the morning |